18 Apr 2009

SKS: SUKSES KARENA SERIUS



SKS, biasanya adalah singkatan dari Satuan Kredit Semester, atau sering diplesetkan oleh para pelajar sebagai Sistem Kebut Semalam, artinya belajar kalau ada ujian saja. Sistem kebut semalam tidak akan membuat anda pintar dan kalaupun sukses, itupun hanya kebetulan. SKS yang akan ditampilkan disini adalah Sukses Karena Serius. Ada orang-orang yang dengan serius menekuni suatu pekerjaan, sehingga ia meraih kesuksesan yang luar biasa. Jika anda tidak serius pada pekerjaan anda sekarang, mungkin saatnya anda pikir kembali, buat apa sia-siakan waktu anda. Berikut adalah beberapa kisah sukses orang yang menekuni pekerjaannya.


Menjadi Kaya karena Bermain, percaya atau tidak?

Anak-anak main di Time-Zone? Itu sih hal biasa. Kakek-nenek main di Time-Zone? Itu pun biasa. Yang luar biasa adalah pak Rudi (nama samaran), pria sederhana ini sering sekali saya jumpai di tempat permainan itu. Tidak ada ekspresi layaknya orang yang bergembira menikmati permainan, pria setengah baya ini terlihat santai, namun serius bermain. Motivasi pak Rudi bukan untuk bersenang-senang menikmati aneka permainan, ia hanya terfokus pada satu mesin permainan yang dapat mengeluarkan tiket.

Setiap hari pria ini bermain dari mal yang satu ke mal yang lain, baginya bermain adalah kerja, duduk di depan mesin dengan satu tujuan, yaitu menguras tiket yang ada di mesin itu. Karena ketekunannya, ia telah menemukan teknik bermain yang sangat jitu, sehingga setiap koin yang ia masukkan akan menghasilkan bonus ratusan lembar tiket. Dalam sehari, ia dapat mengumpulkan ribuan lembar tiket. Dari tiket yang terkumpul, ia tukar dengan hadiah yang tersedia, lalu hadiah tersebut dijual kembali. Percaya atau tidak, dengan bermain pria ini dapat menghidupi keluarganya dan bahkan dapat membeli dua unit mobil dari hasil permainan ini. Luar biasa bukan?


Menjadi Kaya karena Lele, percaya atau tidak?

Pertama kali bertemu dengan pak Abdul (nama panggilan), saya tidak berpikir bahwa dia adalah orang kaya, penampilannya yang sederhana, bahkan lebih mirip dengan seorang penarik becak. Ketika pertama kali pria ini datang ke kantor BPR dan mengajukan kredit senilai Rp. 100 juta, saya sempat tidak percaya, sehingga saya perlu waktu yang agak lama unutuk memperhatikan isi permohonannya, jangan-jangan ia salah menulis nilai permohonannya. Singkat cerita, setelah di-survey dan dianalisa, pak Abdul dapat diberikan kredit senilai Rp. 75 juta. Kok bisa?

Pak Abdul adalah seorang perantau asal Tegal, Jawa Tengah, tidak punya keahlian khusus, kecuali punya tenaga dan kemauan. Merantau ke Tangerang, awalnya menjadi asisten temannya yang menjual nasi goreng tek-tek keliling. Enam bulan berlangsung, pak Abdul menjadi ahli masak, terutama nasi goreng. Karena ada niat untuk maju, maka pak Abdul pun coba-coba berdagang sendiri, namun ia mengambil bidang yang berbeda dengan temannya, yaitu berjualan pecel lele, kebetulan di dekat kontrakannya banyak ikan lele. Jadilah pak Abdul sebagai penjual ikan lele keliling, walaupun sering diuber-uber oleh petugas trantip ataupun satpol pp, namun ia tidak pernah putus asa, bahkan semakin tekun. Pengalaman sering diobrak-abrik oleh petugas trantip telah memotivasi pak Abdul untuk berdagang di tempat yang resmi dan aman. Bekerja keras, tekun dan hemat menjadi pegangan pak Abdul untuk mencapai tujuannya. Karena ketekunan dan keseriusannya dalam berdagang pecel lele, usahanya pun semakin ramai dan semakin terkenal. Meskipun usahanya maju, pak Abdul tetap bersahaja, tetap tekun melayani para langganannya dengan sepenuh hati.

Dalam waktu kurang lebih 5 tahun, pak Abdul telah dapat membeli satu unit kios seharga Rp. 100 juta di daerah Tangerang dan saat ini dijadikan tempat usahanya. Kini, penghasilan bersihnya sedikitnya Rp. 10 juta per bulan, sehingga saat ini pak Abdul dapat membangun sebuah rumah tinggal yang nilainya kurang-lebih Rp. 150 juta, dimana separuhnya dibiayai oleh BPR.


Kesimpulan

Dari kedua cerita di atas dapat disimpulkan, bahwa apapun pekerjaan yang anda lakukan, lakukanlah dengan serius, tekun dan terus belajar. Pak Rudi menekuni permainan di Time-Zone dengan serius dan terus mempelajari cara yang jitu untuk dapat menguras isi mesin tiket tersebut dengan tujuan memperoleh penghasilan dari sana. Sementara itu, pak Abdul berdagang dengan serius, tekun dan penuh motivasi. Ia menjadi kuat karena banyak pengalaman yang ia jadikan pembelajaran untuk tetap survive dan berjuang mencapai kesuksesan. Dan pelajaran yang paling berharga adalah bahwa meskipun mereka sukses, mereka tetap tekun dan tetap bersahaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar