19 Apr 2009
Aktualisasi Diri Lewat Tulisan
Ketika masih di bangku kuliah selalu mendapat tugas dari sang dosen (pak Fx.Soesianto, salam hormat pak), yaitu tugas melakukan eksprimen, tugas mencari pembuktian yang berkaitan dengan matematika maupun komputer dan yang tidak ketinggalan adalah tugas menulis. Tugas menulis biasanya untuk mendukung publikasi beliau di majalah-majalah luar negeri. Saat itu, terkadang saya merasa dimanfaatkan, namun bangga juga, karena tidak semua mahasiswa beliau diberi kesempatan seperti itu. Untuk mendukung tugas itu, saya dibelikan buku-buku jika beliau ke luar negeri, diberi kunci laboratorium agar dapat leluasa menggunakan laboratorium. Saya juga diangkat sebagai asisten beliau di berbagai jurusan dimana beliau mengajar, maksudnya agar saya mendapat pengalaman sekaligus mendapat bayaran tentunya...
Setelah lulus S1, baru saya sadari bahwa Sang Dosen sebenarnya adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup saya, karena dialah saya menjadi terbiasa untuk menulis, termasuk mengikuti jejak beliau menulis buku. Sejak tahun 1985 sampai tahun 2000 saya telah berhasil menulis 9 judul buku komputer dan tulisan saya juga sempat menghiasi berbagai majalah komputer. Dan kini, saya juga menjadi penulis modul-modul pelatihan, serta aktif menulis di majalah.
Mengapa saya berpikir untuk menulis buku?
Ketika pertama kali merantau ke Jakarta, berbekal selembar ijazah S1 ternyata tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Ketika dompet sudah mulai menipis, maka tidak ada cara lain, kecuali melamar pekerjaan dari pintu ke pintu, artinya dari pintu kantor yg satu ke pintu kantor yang lain, sampai akhirnya ada sebuah jaringan toko komputer yang berpusat di Amerika bersedia menerima saya, itupun sebagai salesman. Jangan tanya gajinya berapa? mungkin sangat malu, seorang sarjana hanya dibayar segitu, namun apa boleh buat, perut perlu diisi, kos perlu dibayar. Sebulan berlalu, sang pimpinan melihat potensiku, sehingga dipindahkan ke posisi system engineer, istilah kerennya tukang insinyur sistem, termasuk memberikan training kepada customer. Materi yang sedang top saat itu adalah Lotus 1-2-3, spreadsheet yang sangat populer saat itu, sayapun menyiapkan materi pelatihan untuk itu.
Sang dosen kembali menjadi inspirasiku, mulailah berpikir bagaimana menggunakan keahlianku yang ditulari oleh dia bisa saya gunakan untuk memperbaiki nasib. Akhirnya saya bertekad untuk mempubilkasikan nama saya sendiri, agar dikenal orang. Singkat cerita, materi pelatihan yang ada saya konversi menjadi naskah buku, maka jadilah saya seorang penulis buku komputer yang kebetulan jaman itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita. Tentu jalan termudah adalah menyerahkan kepada penerbit dimana Sang Dosen menerbitkan buku, Andi Offset, karena mereka juga mengenal saya ketika masih menjadi asisten dosen (terima kasih Bpk Gondo, pemilik Andi Offset).
AWAL PERJUANGAN YANG TERNYATA SANGAT MENENTUKAN
Setelah buku-buku saya terbit, saya tidak tinggal diam, setelah pulang kantor saya selalu membawa buku-buku saya untuk ditawarkan kepada toko-toko komputer di daerah Glodok, Jakarta dengan maksud agar buku saya cepat dikenal dan tentu saja sekaligus mendapat tambahan penghasilan. Kadang-kadang pemilik toko mungkin merasa iba melihat perjuangan saya, sehingga kerap kali ia memesan buku saya, meskipun stocknya masih banyak (terima kasih banyak bapak Yos Budiharjo, seorang pemilik toko komputer di Glodok Jakarta). Hari minggu biasanya saya habiskan untuk berkunjung ke toko buku, bukan untuk membeli buku, tetapi memandang buku-buku saya yang dipajang disana, sering pula saya ikut menata pajangan buku agar mudah terlihat oleh pengunjung dan tak jarang pula saya ikut menyarankan pengunjung untuk membeli buku saya dengan iming-iming dapat tanda tangan saya langsung. Karena sering nongkrong di toko buku, maka pramuniaga toko buku pun banyak yang kenal dengan saya, sampai-sampai suatu hari saya didatangi seorang wartawan yang ingin mewawancarai saya. Momen itu tentu tidak saya sia-siakan untuk dapat menampilkan profile saya di suatu harian minggu saat itu.
PERAN ALUMNI
Seorang alumni Universitas Gadjah Mada yang lebih senior yang saat itu sebagai salah satu pejabat di PLN Jakarta turut berperan dalam karier saya (maaf pak saya lupa nama Bapak, saya tahu Bapak yang menolong saya, meskipun melalui teman Bapak yang bernama Bpk Toto Tanamas). Beliau beberapa kali membuat workshop komputer dengan topik pembahasan buku saya. Disitulah saya merasakan bahwa kerja keras selama ini mulai menuai hasil, setiap acara workshop, saya sebagai pembicaranya (meskipun masih grogi), namun saya selalu memberanikan diri, apalagi pesertanya selalu antusias. Semangat menulis pun jadi semakin meningkat, hingga tidak terasa saya sudah menghasilkan 9 judul buku komputer.
DICARI KARENA NAMA
Berkat acara-acara workshop itu pula, ada seorang peserta workshop yang kemudian mengajak saya untuk bergabung di suatu perusahaan distribusi obat-obatan yang sangat terkemuka. Saya merasa terlalu cepat, mendapat posisi yang ditawarkan, sebagai seorang manager EDP yang membawahi puluhan staff yang umumnya jauh lebih tua. Asal tahu saja, saat itu menggunakan IBM S/36, komputer yang belum pernah saya lihat, apalagi menggunakannya. Sekali lagi, nama besar harus dipertahankan, jangan buat malu, belajar, belajar dan belajar, minimal bisa menyalakan dan mematikan mesin itu. Saya banyak belajar dari staff dan tentunya dari USI-IBM. Ketika mendapatkan kendaraan dinas, saya pun bingung, karena belum bisa mengendarainya.
Suatu hari saya didatangi beberapa staff dari suatu perusahaan milik negara yang meminta saya untuk menggantikan peran orang asing di perusahaan tersebut di dalam menangani teknologi informasinya. Ternyata mereka mengenal saya memalui buku dan mendapatkan alamat saya dari penerbit buku Andi Offset . Singkat cerita, saya pun bergabung disana, karena ini merupakan pekerjaan yang sangat menantang dan sekaligus membantu perusahaan tersebut dari ketergantungan kepada tenaga asing dan sekaligus juga ikut menghemat pengeluaran devisa tentunya. Tidak terasa pula, saya menjadi konsultan di perusahaan ini hingga 10 tahun.
KESIMPULAN
Kegiatan menulis yang saya lakukan ternyata telah menjadi jalan aktualisasi diri saya, menjadikan saya dikenal orang, mendatangkan pekerjaan yang selalu lebih menantang dan tentu lebih hasilnya. Tentu saja menulis bukanlah satu-satunya, melainkan masih banyak cara untuk aktualisasi diri. Ketika kita bukan siapa-siapa, maka perlu usaha dan perjuangan yang tak henti dan tidak perlu gengsi untuk melakukan hal-hal agar kita menjadi orang yang dapat diperhitungkan melalui cara-cara yang positif tentunya.
Saat ini, saya pun masih bukan siapa-siapa, sehingga masih terus berjuang untuk aktualiasi diri…termasuk menulis di blog ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Nice story
BalasHapusLuar biasa biografinya pak Zin... Besar harapan saya suatu saat sayapun berkesempatan belajar langsung dengan bapak... Salam, Romie Marantika
BalasHapusTerima kasih pak Romie... kan sudah pernah di Semarang
Hapus