2 Des 2009

Ujian Pertama Menjadi Seorang Guru

oleh Zinsari


Ketika sang dosen memperkenalkan ZetIEn kepada Kepala Sekolah SMA Negeri di Yogyakarta tahun 1982, saat itu merupakan suatu anugerah besar yang dia dapatkan. ZetIEn mendapat kesempatan dan kehormatan menjadi seorang guru di SMA, suatu pekerjaan yang sangat mulia dan juga sekaligus dapat membantunya meringankan beban orang tua dan kakaknya.

Namun ternyata meskipun diperkenalkan oleh sang dosen, untuk menjadi guru disana tidaklah diterima begitu saja. Sang kepala sekolah meminta dia untuk datang ke rumahnya hari minggu.Hatinya bingung apakah harus senang atau khawatir, karena belum tahu apa yang akan dihadapi hari minggu nanti. Apakah akan diajak makan bersama? diperkenalkan dengan anaknya? diminta merapihkan taman? atau hanya mau ngobrol2? wah serba belum pasti...

Ketika harinya tiba, dia datang sesuai permintaan sang kepala sekolah dengan hati yang sedikit gelisah. Tapi apapun yang akan terjadi harus dihadapi, jangan permalukan sang dosen, itu tekadnya. Ketika kepala sekolah menunjuk ke arah sebuah televisi kuno di pojok ruangan, pikirannya mulai terbuka. Bagaimana tidak, televisi tersebut dalam keadaan mati, sedikit kusam. Kepala sekolah meminta dia untuk coba menghidupkannya, karena sudah lama tidak bisa dihidupkan. Karuan saja, pikiran dia, memang betul dia kuliah di bidang teknik elektro, tetapi di kampus kan tidak diajarkan bagaimana memperbaiki televisi. Boro-boro membetulkan tv, sejak kecil sampai SMA dia memang tidak punya televisi di rumah, nonton televisi mungkin masih bisa dihitung dengan jari, yaitu nonton di ruang tamu kosnya. Lagi pula televisi yang dihadapi ini tv kuno, masih pakai pintu garasi di depan layarnya.


Sekali lagi, pantang mundur, dia coba minta obeng, lalu perlahan dibukanya casing televisi itu. Ternyata nasib baik berpihak padanya, ia secara tak sengaja melihat kabel power di dalamnya terputus. Mencoba menyambung kabel yang putus, lalu coba nyalakan televisi kuno itu, ternyata tokcer.

Sang kepala sekolah senangnya bukan main, disalaminya dengan penuh kehangatan, dan memberi dia ucapkan selamat, besok anda mulai mengajar anak kelas I katanya. Lega hati ZetIEn, bersukurlah dia, karena kebaikan berpihak kepadanya. Besoknya mulailah ZetIEn menjadi seorang guru muda di SMA Negeri yang cukup favorit di Yogyakarta kala itu. Pengalaman mengajar di SMA ternyata merupakan pertanda kelak dia akan menjadi seorang pendidik...